![]() |
Peri Sandi Huizche. (Foto: Istimewa) |
Hi teman-teman Diksican, buat kamu yang tengah mencari naskah lengkap puisi Mata Luka Sengkon Karta karya dari penyair Peri Sandi Huizche, kita sudah siapkan ya.
Mata Luka Sengkon Karta sempat viral saat dibawakan oleh Peri Sandi Huizche sang penyair asal Sukabumi pada 2017 silam.
Untuk diketahui, Peri Sandi ini muncul ke permukaan setelah sukses membacakan puisi miliknya yang berjudul Mata Luka Sengko Karta di Teather Ketjil TIM. Berikut naskah puisi lengkapnya ya.
Baca juga: Struktur Retorik Puisi Rakyat, Jenis, Contoh dan Unsur Kebahasaan
Mata Luka Sengkon Karta karya Peri Sandi Huizache
Serupa maskumambang
Pupuh mengantarkan wejangan hidup
Kecapi dalam suara sunyi menyendiri
Pupuh dan kecapi mambalut nyeri menyatu dalam suara genting
Terluka, melukai, luka-luka menganga akibat ulah manusia
Terengah-engah di dalam tabung dan selang
Aku, seorang petani bojong sari
Menghidupi mimpi dari padi yang ditanam sendiri
Kesederhanaan panutan hidup
Dapat untung dilipat dan ditabung
1974 tanah air yang kucinta
Berumur 29 tahun
Waktu yang muda bagi berdirinya sebuah negara
Lambang garuda dasarnya Pancasila
Undang-undang 45
Meraaajut banyak peristiwa
Peralihan kepemimpinan yang mendesak
Bung karno diganti pak harto
Dengan dalih keamanan negara
Pembantaian enam jendral satu perwira
Enam jam dalam satu malam
Mati di lubang tak berguna
Tak ada dalam perang maha barata
Bahkan disejarah dunia
Hanya disejarah Indonesia
Pemusnahan golongan kiri
PKI wajib mati
Pemimpin otoriter repelita
Rencana pembangunan lima tahun
Bisa jadi rencana pembantaian lima tahun
Di tahun-tahun berikutnya
Kudapati penembak misterius
Tak ada salah apa lagi benar
Tak ada hukum negara
Pembantaian dimana-mana
Dor di mulut,
Dor di kepala,
Diikat tali dikafani karung
Penguasa punya tahta
Yang tidak ada bisa diada-ada
Ehhhhh….
Akulah sengkon yang sakit
Berusaha mengenang setiap luka
Didada, di punggung
Di batuk yang berlapis tuberculosis
Malam jumat 21 November 1974.
Setiap malam Jum'at
Yasin dilantunkan dengan hikmat
Bintang-bintang berzikir dengan kedipannya
Suara-suara binatang melengkingkan pujian untuk Tuhan
Istriku masih mengenakan mukenah,
Mengambilkan minum dari dapur
Dikejahuan terdengar warga desa gaduh
Yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
Adili saja si keluarga rombong itu
aaaaaaaaaaaaaaaa
Usir saja dari kampung sini
Bakar saja rumahnya
Di lubang bilik ada banyak obor dan petromax menyala meneriakan tegas
Saudara segkon, saudara sudah dikepung Abri
Kalau mau selamat menyerahlah
Saudara tidak bisa kabur
Angkat tangaaaaaaaaaaaaaaaan!
0 komentar:
Posting Komentar