![]() |
Struktur retorik puisi rakyat. (Foto: Diksican.blogspot.com) |
Hi teman-teman, berikut Diksican coba mengulas tentang struktur retorik puisi rakyat, oleh karena itu simak hingga selesai ya artikelnya biar tidak gagal paham.
Puisi rakyat adalah jenis puisi yang diciptakan oleh masyarakat dan dibawakan secara lisan atau tertulis.
Puisi ini merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Puisi rakyat dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis, diantaranya adalah puisi lagu, puisi pantun, puisi syair, dan puisi gurindam.
Setiap jenis puisi rakyat memiliki struktur retorik yang berbeda. Struktur retorik adalah cara penyusunan kalimat dan pemakaian bahasa yang digunakan dalam sebuah teks untuk memberikan efek tertentu. Berikut ini adalah struktur retorik dari masing-masing jenis puisi rakyat:
Struktur Retorik dari Masing-masing Jenis Puisi Rakyat
1. Puisi lagu: Struktur retorik puisi lagu terdiri dari baris-baris yang terdiri dari 2 atau 4 bait, dengan pola riming di setiap baitnya. Biasanya, puisi lagu memiliki irama yang dapat dibacakan seperti lagu.
Contoh puisi lagu:
"Di Sini Menunggu"
Di sini menunggu
Di sini menanti
Apakah kau datang
Atau terus saja jauh
Hari ini ku merindukanmu
Esok tak tahu apa yang terjadi
Tapi di sini aku terus menunggu
Meski hati ini selalu tersakiti
Reff:
Jangan pergi jauh dari sini
Jangan tinggalkan aku sendiri
Kau adalah satu-satunya yang kucinta
Di sini menunggu, di sini menanti
2. Puisi pantun: Struktur retorik puisi pantun terdiri dari 2 bait yang terdiri dari 4 baris, dengan pola riming di setiap baitnya. Bait pertama merupakan bait yang memiliki makna kiasan, sementara bait kedua merupakan bait yang memiliki makna sebenarnya.
Contoh puisi pantun:
Bunga melati di taman
Baunya harum segar nan manis
Membuat hati tenang
Dan jiwa merasa damai
Di tepi sawah yang luas
Terdapat pohon jambu yang rindang
Buahnya merah mengkilap
Sangat nikmat dimakan
Di hutan yang hijau
Terdengar suara burung merak
Bersiul-siul indah
Menambah suasana damai
Di pinggir pantai yang biru
Terdapat ombak yang lincah
Menerjang batu-batu karang
Dengan gerakan yang indah
3. Puisi syair: Struktur retorik puisi syair terdiri dari beberapa bait yang terdiri dari 4 atau 5 baris, dengan pola riming di setiap baitnya. Puisi syair biasanya memiliki irama yang lebih lambat dibandingkan dengan puisi lagu.
Contoh puisi syair:
"Di tepi sawah hijau
Terhampar luas indahnya
Padi yang tumbuh subur
Menghijaukan harapan
Mendung pun turut hadir
Menghiasi langit biru
Menjadi pelindung terbaik
Untuk pohon yang tumbuh di sana
Di sana terdapat kebahagiaan
Yang tak ternilai harganya
Di sana terdapat cinta
Yang tak pernah padam
Di tepi sawah hijau
Tempat ku menemukan kembali
Semua yang hilang di jiwa"
4. Puisi gurindam: Struktur retorik puisi gurindam terdiri dari beberapa bait yang terdiri dari 2 baris, dengan pola riming di setiap baitnya. Puisi gurindam biasanya memiliki makna yang lebih filosofis dan abstrak dibandingkan dengan jenis puisi lainnya.
Contoh puisi gurindam:
"Di tepi hutan yang hijau
Terdengar suara gurindam
Dari mulut pepatah tua
Yang mengajarkan kebenaran
Hidup harus dijalani dengan sabar
Dan tak harus selalu merasa kuat
Meski kadang terjatuh di dasar
Harus bangkit dan terus berjalan
Jangan pernah menyerah pada kegagalan
Meski badai menghadang di depan
Karena hidup adalah perjalanan
Yang harus kita tempuh bersama
Maka dengarkanlah gurindam
Dan ikutilah arah yang benar
Agar kita bisa meraih kebahagiaan
Di tepi hutan yang hijau"
Selain struktur retorik, puisi rakyat juga memiliki unsur kebahasaan yang khas.
Unsur kebahasaan adalah elemen-elemen yang membentuk sebuah teks, seperti kata, frasa, klausa, dan tata bahasa. Berikut ini adalah beberapa unsur kebahasaan yang sering digunakan dalam puisi rakyat.
Unsur Kebahasaan yang Sering Digunakan dalam Puisi Rakyat
Struktur kebahasaan pada puisi rakyat tersebut, aspek-aspek yang dimaksud seperti kalimat perintah,kalimat ajakan,kalimat saran, kalimat seru,dan kalimat larangan. (*)
0 komentar:
Posting Komentar