Ia hanya ingin ditemani bukan dilengkapi
apa ini sebuah undangan untuk diperhatikan?
Aku tak akan berdiam, ya jangan, sebab sakit.
berlarilah atas kesedihan itu akan hebat.
Apa benar telinga sebagai indra pendengar saja?
telinga tidak bisa berbuat apa-apa bukan?
Rutinitas kita, usangpun tetap berindu
sebab perjumpaan kita sederhana, tak seperti kisah para pujangga bercerita.
Terucap batin. diawali bersama sesudahnya aku yang melanjutkannya sepihak.
bahkan akupun tak akan luput, kau mainkan drama yang hebat sehingga aku tak pernah menoleh sinis dihadapanmu
Kau benar-benar ahli dalam berperan, aku dibuat tak sadar dan terbawa arus deras untuk bertahan begitu keras,
sedangkan kau, mati-matian berjuang untuk lepas.
Selepas terpisah, aku yakin aku dan kau akan saling hebat untuk merindu.
Begitu lelah membawa tumpukan rindu sendirian,
untuk meringankan sebagian ku letakkan kembali dijalanan yang pernah kita lalui.
Melelahkan, teramat melelahkan
dan pada ahkirnya dari lelah aku tersadar, bahwa
terkadang untuk bahagia manusia menyulitkan dirinya sendiri.
Temuilah manusia lebih keras memperjuangkanmu,
semoga bukan luka yang kau temui.